Senin, 29 Maret 2010

BAB IV HIPOTESIS

HIPOTESIS

 Hipo = di bawah (lemah)
 Thesis = dalil = kaidah = hokum

 Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, tetapi kebenarannya belum terujikan secara empirik
 Jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara empirik melalui penelitian yg dilakukan.
 Penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena problematik atau persoalan enelitian
 yang dihadapi
 Suatu pernyataan tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empirik.
 Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang bersifat prediksi dari hubungan antara dua atau lebih variabel
 Mendeskripsikan secara kongkrit apa yang ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam penelitian.

Hipo: dibawah
Tesis: teori
“Dugaan sementara tentang sesuatu yang akan dicari/dibuktikan dalam penelitian”

Ciri Pokok Suatu Hipotesis
• Kalimat deklaratif
• Mengekspresikan korelasi dua variabel atau lebih
• Merupakan jawaban tentatif (sementara terhadap permasalahan)
• Memungkinkan untuk dibuktikan secara empiric

Syarat Hipotesis
1. DINYATAKAN DALAM KALIMAT DEKLARATIF
– Jelas
– Sederhana
– Tidak Bermakna Ganda

2. MEMPUNYAI LANDASAN TEORI YANG KUAT
 Tidak Muncul Sendiri
 Dibangun Atas Dasar Teori, Pengalaman, dan sumber ilmiah yang sahih
3. MENYATAKAN HUBUNGAN ANTARA SATU ATAU LEBIH VARIABEL BEBAS DENGAN SATU VARIABEL TERGANTUNG
4. MEMUNGKINKAN DIUJI SECARA EMPIRIS
5. RUMUSAN BERSIFAT KHAS DAN MENGGAMBARKAN VARIABEL-VARIABEL YANG DIUKUR
Hipotesis Penelitian (Research Hypothesis)
 pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian
 validitasnya harus diuji secara empiris
 tidak dinilai benar atau salah melainkan apakah sahih/valid atau tidak
 mencari hubungan variabel
 tidak harus ada dalam setiap penelitian
 dilihat dari pertanyaan penelitian
Penelitian Yang Memerlukan Hipotesis
• PERTANYAAN PENELITIAN
– lebih besar
– lebih kecil
– berhubungan dengan
– dibandingkan dengan
– menyebabkan….
– dll

Hipotesis Kerja
• Hipotesis yg akan dibuktikan/diuji kebenarannya dengan penelitian yg dilakukan
• Apabila…, maka ….
• Ada hubungan antara …. dengan …
• Ada perbedaan antara … dengan …
• Tergantung: (1) rumusan masalah; (2) model kerangka teoritik yg dikembangkan

Jenis Hipotesis
• Hipotesis Kerja (hipotesis alternatif, hipotesis penelitian, H1)
• Hipotesis Nihil (Ho) Uji Statistik
• Hipotesis Tandingan Rancangan

Ada 2 bentuk Hipotesis Kerja
• Hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor
• Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa (satu ekor)
• Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibandingkan uban orang desa (2 ekor)
• Satu ekor → arah jelas; Dua ekor → belum jelas arahnya
• Ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis
• Mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pd analisis hasil.

Hipotesis Nihil dan Hipotesis Tandingan
 Aksioma  Hipotesis kerja tidak mungkin berada dalam kebenaran bersama dengan hipotesis nihil dan hipotesis tandingan.
 Untuk membuktikan hipotesis kerja digunakan cara tidak langsung dengan jalan menolak kebenaran kedua hipotesis lainnya (hipotesis nihil dan hipotesis tandingan)

Hipotesis Nihil
 Ho adalah kebalikan dari hipotesis kerja (H1)
 Tidak ada korelasi antara … dengan …
 Tidak ada perbedaan antara … dengan …
 Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg digunakan untuk pembuktian dengan analisis statistik, karena semua analisis statistik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil

Hipotesis Tandingan
 Hipotesis dari variabel-variabel “luar”, yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yg ada dalam hipotesis kerja.
 Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran hipotesis tandingan dengan jalan membuat desain atau rancangan penelitian yg adekuat.
 Hanya ada dalam pemikiran peneliti atas dasar mana rancangan penelitian disusun.

Unsur yg Mendasari Hipotesis
 Teori yg telah mapan, yg berkaitan dengan permaslahan penelitian yg dihadapi
 Fakta empirik atau informasi yg diketahui dari peneltian terdahulu
 Konsep atau teori “imajinatif” peneliti sendiri (asumsi), yg dimunculkan dalam rangka melengkapi teori dan fakta empirik di atas agar dapat menjawab permasalahan penelitian yg dihadapi.
 Ketiga unsur tsb dirangkai secara logis dan sistematis oleh peneliti  hipotesis yg dihasilkan “masuk akal” dan mempunyai dasar yg kuat.
 Untuk pengembangan landasan teoritik ini kemampuan analisis peneliti, termasuk di dalamnya cara berpikir deduktif, amat membantu.

Petunjuk Praktis
 Identifikasi variabel-variabel dari rumusan permasalahan penelitian
 Cari informasi sedalam dan seluas mungkin, dari teori dan fakta penelitian yg telah ada, yg berkaitan dg variabel-variabel diatas.
 Hubungkan kenyataan yg ada dengan informasi tersebut → peneliti mengetahui adanya “sesuatu yang kurang”. Dari kekurangan inilah peneliti “mereka-reka” konsep atau hubungan imajinatifnya → antara kenyataan, teori, dan permaslahan tdpt hubungan yg jelas.

Rumusan Hipotesis yg Adekuat
 Prinsipnya: (1) menyangkut substansi atau isi hipotesis itu sendiri; (2) formulasinya
 Substansi ditentukan oleh seberapa jauh dapat menjawab permasalahan penelitian yg diajukan dan seberapa lengkap informasi teoritik maupun fakta penelitian terdahulu digunakan dalam mengembangkan landasan teori bagi penyusunan hipotesis tersebut.




Rumusan Hipotesis yg Baik
 Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yg jelas dan sederhana
 Mempunyai landasan teori yang kuat. Dibangun dg teori, pengalaman dan sumber ilmiah yg kuat
 Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu variabel satu atau lebih variabel bebas
 Memungkinkan diuji secara empiris (operasional) → keterukuran variabel dan keterujian korelasi
 Rumusan harus khas dan menggambarkan variabel-variabel yg diukur
 Dikemukakan secara a priori. Dinyatakan sebelum penelitian dimulai, sebelum data terkumpul

Kegunaan Hipotesis
Instrumen kerja bagi peneliti
 Memberi tuntunan kepada peneliti ke arah mana penelitian itu harus dilakukan
 Merupakan alat untuk melokalisasikan fenomena-fenomena, dan menuntun cara identifikasi variabel-variabel yg dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian

Penelitian yg Tidak Perlu Hipotesis
• Penelitian eksploratif murni (survei deskriptif, reviuw program )
• Penelitian manuskrip sejarah kedokteran
• Penelitian grounded di bidang Kedokteran

Kegunaan Hipotesis
1. Memberi petunjuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yg dipilih. Dalam kaitan ini berarti hipotesis merupakan petunjuk bagi penetapan populasi subyek penelitian, dan bagaimana rancangan sampelnya, metoda dan alat pengukur mana yg tepat untuk dipilih
2. Memberi petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisis hasil penelitian. Sebagai contoh: cara pengambilan keputusan statistik untuk pembuktian hipotesis (satu ekor; atau dua ekor)





Jenis Hipotesis
• Hipotesis Statistik:
– Hipotesis Alternatif
– Hipotesis Null (Null Hypotheses)
– Hipotesis Berarah (One-Tailed Hypotheses)
– Hipotesis Tidak Berarah (Two-Tailed Hypotheses)
• Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Statistik
• Hipotesis yang diformulasikan secara stattistik dan menggunakan simbol-simbol tertentu.
• Simbol yang digunakan antara lain: H0 dan H1 (alternatif)
1. Hipotesa Alternatif (Alternative Hypothesis)
• Hipotesa yang mendukung prediksi
• Diterima jika hasil penelitian mendukung hipotesa
• Dinyatakan dengan H1
2. Hipotesa Nul (Null Hypothesis)
• Hipotesa yang mendeskripsikan keluaran selain dari hipotesa alternatif
• Biasanya mendeskripsikan tidak ada hubungan/pengaruh antara variabel yang diuji
• Dinyatakan dengan H0
3. Hipotesis Berarah (One-Tailed Hypotheses):
• Secara spesifik mendeskripsikan hipotesis yang berarah (direction)
• Hipotesa Nul tidak ada perbedaan antar variabel dan diprediksikan kearah berlawanan
4. Hipotesis Tdk Berarah (Two-Tailed Hypotheses):
• Prediksi yang tidak berarah
• Hipotesa Nul adalah tidak ada perbedaan/pengaruh/hubungan antar variabel




Hipotesis Deskriptif
• Jawaban sementara yang disusun dalam bentuk kalimat biasa.
• Harus didujung oleh argumentasi yang kuat berdasarkan teori, konsep, hukum, dan lain-lain yang relevan.
• Tidak berdasarkan trial and error.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar